Lhokseumawe, Dalam keseharian, kita sering mendengar tentang pentingnya membaca. Namun, apakah kita benar-benar mengerti makna dari aktivitas yang seharusnya memperkaya jiwa ini? Konsep sederhana namun dalam, bahwa membaca bukan hanya sekadar menghimpun kata-kata, tetapi juga tentang benar-benar memahami dan meresapi isi yang terkandung di dalamnya. Ironisnya, banyak di antara kita, termasuk para siswa, yang tidak hanya kesulitan memahami apa yang mereka baca, tetapi juga apa yang mereka tulis.
Tantangan untuk memberantas buta literasi tidak hanya menjadi tanggung jawab para pendidik di sekolah, tetapi juga merupakan kewajiban bersama bagi seluruh lapisan masyarakat. Guru bertanggung jawab selama jam pelajaran, namun peran orang tua dan lingkungan di luar jam sekolah tidak kalah pentingnya dalam melanjutkan upaya ini. Dengan menjadikan literasi sebagai agenda bersama, kita dapat bersama-sama mengubah paradigma dan memperbaiki kondisi saat ini.
Saatnya untuk bergerak, saatnya untuk menggerakkan literasi di lingkungan kita masing-masing. Mulailah dari rumah tangga, tempat di mana nilai-nilai kehidupan pertama kali ditanamkan. Melalui kebiasaan membaca dan berdiskusi tentang apa yang telah dibaca, kita tidak hanya meningkatkan pemahaman diri kita sendiri, tetapi juga menginspirasi orang di sekitar untuk turut serta dalam memperjuangkan pentingnya literasi.
Mari bersama-sama melangkah, mari bersama-sama mengisi bonus demografi dengan literasi. Dengan langkah kecil yang konsisten, kita dapat menciptakan perubahan besar untuk masa depan bangsa ini. Terimakasih.
0 Komentar untuk "Menyongsong Bonus Demografi Indonesia Dengan Gerakan Literasi"